Pujiono Cahyo Widianto atau yang terkenal dengan Syekh Puji membeberkan
cara-cara menjadi seorang pengusaha dalam Talk Show "Cara Gila Menjadi
Entrepenuer" yang digelar dalam rangka Dies Natalis Universitas Muria
Kudus (UMK), Jateng, Sabtu.
Menurut pemilik PT Sinar Lendoh
Terong tersebut, untuk mencapai sukses menjadi seorang pengusaha bukan
diraih dengan cara mudah dan justru diperlukan cara "gila" untuk
mewujudkannya.
"Memang benar, membutuhkan cara yang `gila` untuk sukses berwiraswasta," katanya.
Ia mengatakan, tidak semua orang berani mengambil keputusan menjadi
pengusaha apalagi menjamin kesuksesan sehingga, butuh kebulatan tekad
dan kecermatan.
Menurut dia, syarat sebagai seorang pengusaha
adalah harus tajam melihat peluang, berani mengambil keputusan dan
motivasi untuk berkembang dan maju.
"Agar sukses, kita jangan takut untuk gagal dengan target-target yang sudah ditetapkan," katanya.
Cara `gila`, menurutnya, adalah cara yang beda dan lain dari yang dilakukan oleh kebanyakan orang.
Sebelum sukses seperti sekarang, Pujiono telah mengalami perjuangan panjang yang sulit dan susah.
Ia mengatakan, dahulu ketika perantauan di Jakarta, pernah menjalani
profesi sebagai penjaja jagung bakar selama dua hari, menjadi kuli
bangunan dua minggu, dan satu bulan sebagai kernet.
"Bekal Sebagai sales di sebuah perusahaan Amerika yang ada di Jakarta lah saya menjalani wiraswasta," kata Pujiono.
Sebagai sales, Puji menjalani profesinya dengan cara berbeda dari sales
lain. "Sales lain selalu saja diarahkan oleh manajer. Itu cara yang
biasanya," katanya.
Pujiono menjelaskan, cari cara yang lain.
"Jika, sales lain baru bekerja setelah mendapat pengarahan dari
manajernya, saya justru sudah berengkat kerja selepas subuh," katanya.
"Hasilnya, lima tahun berprofesi sebagai sales, sudah terkumpul Rp450 juta," kata Puji.
Dengan uang ini, kata dia, digunakan sebagai modal membuka usaha di Semarang 1990.
Ia menambahkan, agar sukses menjadi seorang pengusaha harus menjadi
pengusaha murni dan menciptakan hal baru. "Aqua misalnya, dikenal karena
punya inisiatif membuat air minum kemasan," katanya.
Pujiono
mengatakan, memilih usaha Kaligrafi atau `relief` gambar dengan media
kuningan, karena pada ketika itu masih langka. "Jadi punya pangsa pasar
tersendiri," katanya.
Selain cara Pujiono diatas, masih ada cara gila lainnya dari tokoh pengusaha sukses.
Cerita 1 : Bakmi Mbah Mo
Di Bantul ada seorang penjual mie & nasi goreng yang terletak di
daerah yang dari kaca mata marketing "tidak strategis". Iya memang dia
berjualan di desanya sendiri yang akses masuknya agak susah alias hanya
jalan tanah. Dia sebenarnya adalah seorang staf di salah satu lembaga
pemerintahan dan juga mengadu keberuntungan yang lain dengan berjualan
mie & nasi goreng.
Jauh sebelum kenal dengan teori "irresistible sensational offer" yang
digemborkan para sesepuh tda, bapak ini sudah mempraktekkan teori
marketing yang sangat sederhana tapi cespleng.
Beda dengan penjual mie & nasi goreng kebanyakan, warung mbah mo
(disebut gitu aja ya) melakukan praktek marketing dengan cara sering
tampil di radio, meskipun hanya kirim "salam". Aktifitas kirim salam
untuk dirinya sendiri atau untuk istrinya, terkadang juga dari istrinya
untuk keluarganya dll, adalah rutinitas marketing yang dikerjakannya dan
diakhir pasti ada peryataan tentang warung mie & nasi goreng mbah
mo tadi.
Misalnya : "Salam untuk neng wati, tadi malam enak ya pertemuan di
warung mbah mo, bisa makan nasi goreng yang uenak tenan," trus misalnya
juga "salam dari mas basuki, Mbah Mo terima kasih ya teman-teman saya
puas atas makan malam di tempatnya mbah mo"….dll yang semuanya dilakukan
mbah mo sendiri…luar biasa.
Kemudian tak lupa juga menyebar brosur yang sampai dilakukan ke
tengah kota. Dan anda pengin tahu berita selanjutnya…konon warung mbah
mo ini menjadi terkenal bahkan sampai pejabat & artis pernah ke
tempatnya untuk mencicipi mie & nasi goreng racikannya. Dari menteri
juga presiden pernah makan di tempatnya dan bahkan ada yang langganan
setiap ke jogya pasti mampir ke tempatnya yang sebenarnya letaknya jauh
dan susah dijangkau.
Padahal dari segi rasa sebenarnya juga standard saja koq, tidak jauh
berbeda dengan yang lain. Dan sekarang dia memiliki karyawan termasuk
orang tuanya sendiri menjadi karyawannya. Kalo bekerja ya di gaji dan
yang lainnya tetap dia berbakti sebagai anak.
Ini semua terjadi berawal dari mimpinya bahwa dia ingin setiap orang
datang ke warungnya, tidak peduli dia rakyat biasa, artis, pejabat
maupun presiden. Nah loh yang mau jadi enterpreneur, sudahkah punya
impian yang real, sehingga Allah tidak keliru untuk mengabulkannya….
Cerita 2 : Bakso Gak Patek Enak
Ketika saya ada pekerjaan kantor, untuk koordinasi renovasi kantor
reps bojonegoro tahun lalu, saya tergelitik dengan warung bakso yang ada
di seberang jalan kantor reps yang saya kunjungi tadi, tepat di pojok
perempatan, dekat lampu merah.
Ada tulisan menyolok di list plank nya "Bakso Ora Patek Enak".
Namanya memang seperti itu, tapi kalau anda kesana jangan ditanya berapa
orang yang makan bakso di tempat ini, ramai sekali dan memang lumayan
enak lho baksonya, promosi dikit khan gak papa ya…
Nah ini pula yang diceritakan oleh Cak Fud dan Pak Panca kepada saya
beberapa hari yang lalu. Dan konon juga telah dimuat di majalah
wirausaha & keuangan. Terbukti bahwa nama itu penting untuk
menciptakan Branding, Gimana mau buat juga "Soto Gak Patek Enak"
he..he.. Hikmah dari Cerita
Dua cerita itulah yang mengawali diskusi yang disampaikan oleh Cak
Fud (nama lengkapnya abdullah mahfud), seorang pengusaha supplier
chemical untuk industri besar asal surabaya. Dan ternyta Cak Fud ini
adalah orang yang sering saya temui ketika saya masih tinggal di
perumahan galaksi bumi permai (araya), salah satu kawasan perumahan elit
di surabaya.
Kami sama-sama sering sholat jamaah di masjid arroyan yang berada di
kompleks perumahan tersebut dan juga sama-sama sebagai imam pengganti
ketika imam tetapnya (pak Luqman Baswedan, pengusaha jual beli otomotif
dan pak Zubaidi, Pembantu Dekan I FTK ITS) berhalangan hadir. Saya baru
tahu kalau beliau adalah seorang pengusaha dan juga secara ikhlash
menjadi mentor bagi pengusaha pemula seperti saya ini.
Cak Fud mengingatkan bahwa kita harus punya impian yang spesifik yang
merupakan gambaran masa depan yang akan kita capai. Pendek kata dia
menyampaikan kita harus jadi BOSS bagi diri kita sendiri. Karena boss
itu selalu benar, boss itu lebih kaya dan boss itu banyak liburnya
he..he…
Kalau menurut saya ada benarnya juga pernyataan ini karena yang
namanya boss itu punya segalanya baik kekayaan, jabatan dan yang lebih
menarik lagi dia bisa mengatur hidupnya dengan sebaik-baiknya.
Dan yang lebih penting adalah seluruh hidup kita harus berorientasi
akhirat maka insyaallah dunia akan melayani kita. Ingat kisah Soichiro
Honda, sang pendiri kerajaan bisnis otomotif "Honda" yang industri dan
pasarnya mendunia itu..?
Kita mungkin membayangkan kalau dia hidup glamour tetapi yang kita
lihat justru sebaliknya, dia hidup sangat sederhana dengan satu rumah
dan tidak mewariskan hartanya kepada anak-anaknya. Dan dia pernah
mengatakan "orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. tapi tidak
melihat 99 % kegagalan saya. jadi, ketika anda mengalami kegagalan, maka
mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru".Pribadi yang luar biasa
pikir saya…
Jadi kalau kita mau anggap mudah maka insyaallah akan mudah juga, jadi mau pilih mana…?
Dan terakhir beliau menyampaikan sesuatu yang sangat penting untuk
direnungkan bagi para pengusaha/calon pengusaha, diantaranya :
1. Seorang pengusaha itu harus memiliki kecerdasan finansial 2. Pandai itu tidak menjamin sukses 3. Orang sukses adalah orang yang mengalami kegagalan lebih banyak daripada orang lain 4. Orang sukses adalah orang yang sebanyak-banyaknya memanfaatkan orang pandai 5. Sukses itu ada harganya 6. Pengusaha itu…cerdas berfikir. Dari berbagai sumber
Baca Juga :
|