Financial Freedom,
Kita memulai bisnis karena keinginan kita untuk terbebas dari masalah
keuangan dan keterbatasan kemampuan keuangan. Kita ingin mampu
memiliki segala sesuatu sesuai dengan keinginan, misalnya ingin membeli
rumah bagus, kendaraan, atau baju bagus tanpa harus menunggu saat ada
diskon. Atau ingin makan di restaurant favorit bersama keluarga dan
bebas memilih makanan kesukaan tanpa harus melihat besaran angka yang
ada di sebelah kanan menu yang kita inginkan.
Passive Income, dengan memilili bisnis kita membayangkan akan
memiliki penghasilan tanpa harus selalu bekerja untuk mendapatkannya.
Kita ingin bisnis yang kita miliki mengirimkan uang secara terus
menerus. Ingin memiliki pendapatan yang terus mengalir selagi kita
berlibur, selagi kita bepergian, bahkan kalau perlu selagi kita tidur.
More Time, hampir sebagian besar orang yang memulai bisnis
membayangkan akan memiliki waktu yang lebih fleksibel. Tidak seperti
ketika masih menjadi pekerja yang sangat terikat dengan aturan dan
disiplin, harus masuk sesuai jam kerja lima hari dalam seminggu, bahkan
kadang - kadang harus masuk di hari libur. Dengan memiliki bisnis
sendiri kita berharap bisa berlibur kapan saja, mengantar dan menjemput
anak ke sekolah, pulang kampung (buat saya sesuatu yang istimewa), atau
mau melakukan apapun kapan saja tanpa harus izin sakit, izin ke ini,
izin ke itu yang tidak menyenangkan sama sekali.
Setelah kita memulai berbisnis, hampir semua entrepreneurs yang saya
jumpai dan termasuk saya tentunya pada awal - awal saya berbisnis,
bukannya mendapatkan tiga hal di atas malah justru semakin jauh dari
yang kita harapkan. Bukan Financial Freedom yang kita dapatkan malah
semakin hari semakin banyak utang yang kita gali, bisnis seolah-olah tak
pernah henti-hentinya membutuhkan tambahan modal.
Bulan lalu kita menyuntik dana, bulan ini tak terhindarkan lagi kita
harus mencari utang kesana kemari untuk menutupi cash flow, kalau tidak
kita tutupi maka karyawan tidak gajian, maka supplier tidak akan
mengirimkan lagi barangnya kepada kita, dan begitulah terus tanpa ada
hentinya sehingga hutang semakin dalam.
Passive Income? Kita sudah lupa lagi bahwa kita pernah membayangkan
memiliki passive income dari bisnis, karena setiap hari kita selalu
disibukkan dengan berbagai persoalan. Bulan lalu penjualan merosot
sehingga bulan ini kita harus fokus untuk membenahi penjualan. Ketika
penjualan mulai kita tangani dan membaik muncul masalah piutang yang
membengkak sehingga cash flow kita terganggu. Besok, inventory kita yang
terlalu tinggi dan macet di gudang, dan lagi- lagi cash flow selalu
menjadi masalah.
Kita jadi frustasi karena tim kita sangat tergantung dengan kita, tidak
bisa memutuskan sendiri, tidak ada inisiatif, harus selalu kita
kejar-kejar, bahkan banyak perintah-perintah kita yang tidak berjalan
atau tidak dijalankan. Bukannya passive income yang kita dapat tetapi
very very very active income yang ada.
Setelah berbisnis, bukan More Time atau waktu berlebih yang kita
dapatkan, kita bahkan sudah tidak bisa lagi pulang sore seperti ketika
kita menjadi pegawai dulu. Sabtu dan minggu kadang kadang harus
mengurusi bisnis, waktu untuk keluarga terganggu, libur menjadi barang
mahal bagi kita. Ketika menjadi pegawai, kita senang kalau ada tanggal
merah. Namun, setelah jadi entreprenuer justru sebaliknya, sebal kalau
ada tanggal merah, karena yang lain libur kita tetap memikirkan
pekerjaan sendirian.
Banyak entrepreneur yang kehilangan orientasi dalam berbisnis karena
semakin peliknya situasi, semakin dalamnya permasalahan dan semakin
kompleksnya proses bisnis yang dihadapi seiring dengan bertumbuhnya
bisnis yang dimiliki. Umumnya entrepreneur memulai bisnis dengan bekal
semangat dan mimpi besar, dan terus demikian semakin lama bisnisnya
bertumbuh tanpa mengimbangi dirinya dengan bekal pengetahuan dan
ketrampilan dalam berbisnis secara memadai.
Kalau kita lihat berbagai profesi yang ada dalam kehidupan sehari-hari,
hampir semua membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, menjadi dokter,
pengacara, dosen, guru, bahkan tukang kayu, tukang las, ataupun
pengemudi, semuanya memerlukan bekal pengetahuan dan keterampilan.
Pengemudi perlu pengetahuan tentang jalan-jalan, pengetahuan tentang
kendaraan yang dibawanya, dan juga perlu keterampilan dalam mengemudi,
menghadapi kemacetan, melewati jalan menanjak, dan memberhentikan
kendaraannya dengan aman.
Demikian juga dengan entrepreneur, kita tidak dapat membangun bisnis
sesuai dengan keinginan kita tanpa pengetahuan dan keterampilan,
membangun bisnis yang menjadi mesin pencetak uang bagi kita, bisnis yang
jalan tanpa setiap saat mengharuskan kehadiran kita, dan bisnis yang
bisa mengantarkan kita meraih impian-impian kita.
Pengetahuan dan Keterampilan, itulah kuncinya. Menjadi entrepreneurs
dituntut untuk selalu menuntut ilmu dan belajar, tidak hanya belajar
dari pengalaman kita sendiri tetapi juga harus belajar dari pengalaman
orang lain, dengan membaca buku, majalah, atau mencari mentor dari
entrepreneur yang sudah berhasil membangun bisnis. Dengan pengetahuan
dan ketrampilan yang kita miliki sebagai entreprenuer kita akan
terhindar dari berbagai persoalan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
info yang panjang dengan ulasan yang komplit. Btw bisnis apa ya yang cocok di tahun 2013 ini? modal sedikit dengan keuntungan yang lumayan dikarenakan untuk mencari info Lowongan Kerja pada tahun-tahun belakangan ini begitu susah sekali.