BALI - Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin
Nasution menyadari bahwa pemerintah harus mulai merangkul masyarakat
miskin untuk mulai menabung.
"Kita sadar kita harus mulai
merangkul masyarakat untuk mulai menabung dan sebagainya. Kita percaya
mereka akan lebih mudah melakukan transaksi dan ini bisa meningkatkan
perekonomian Indonesia," kata Darmin, saat konferensi pers, di The 2010
AFI Global Policy Forum, di Jimbaran, Bali, Senin (27/9/2010).
Program ini menjadi salah satu topik dalam forum yang dihadiri 50 negara-negara berkembang yang mengusung tema financial inclusion.
Di mana tema ini mengenai cakupan di sektor keuangan agar bisa diakses
dan terjangkau bagi masyarakat, khususnya mereka yang miskin.
"Dalam
forum ini, persoalannya menyangkut masalah tersebut, agar masyarakat
miskin bisa diakses dan terjangkau bagi mereka. Makanya banyak
masyarakat kita yang belum tersentuh oleh akses finansial ini,"
tandasnya.
Maka dari itu, dalam forum AFI ini mengangkat isu
tersebut untuk menciptakan momentum tersendiri agar masyarakat melek
finansial, yakni selain di Indonesia juga di negara-negara berkembang.
Juga dilihat dari upaya-upaya negara berkembang.
"Financial inclusion ini juga ada networking,
dari apa yang sudah dibahas dan disepakati. Kenapa kita bersemangat,
karena kita lihat ada banyak hal yang bisa mendukung apa yang kita punya
sekaranag sehingga dinamikanya lebih tinggi lagi. Sehingga program kita
dalam merangkul masyarakat miskin ke jasa perbankan lebih besar. Ini
menjadi kesempatan kita," tandasnya.
Ditambahkannya, ini bukan
saja sebagai teknikal perbankan, tapi juga exclusion dari masyarakat
miskin terhadap kegiatan perbankan karena mereka sering menganggap tidak
layak masuk dalam menabung dan meminjam. "Padahal kalau sudah dikenal
mereka bisa punya akses yang lebih luas," pungkasnya.(adn)(rhs)
|